Selasa, 31 Desember 2013

Kayu Gaharu


Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, memiliki kandungan damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi secara alami atau buatan pada pohon Aguilaria sp (Thymelaeaceae). Gaharu dikenal berasal dari marga tumbuhan bernama Aquilaria. Di Indonesia tumbuh berbagai macam spesiesnya, seperti A. malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A. beccariana, dan A. Filaria. Karena banyaknya jenis tumbuhan ini ada di Indonesia, maka bukan barang aneh, bila kemudian tumbuhan ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat. Manfaat gaharu antara lain sebagai bahan pembuat obat dan parfum.

Gaharu adalah salah satu komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) komersial yang bernilaijual tinggi. Bentuk produk gaharu merupakan hasil alami dari kawasan hutan berupa cacahan, gumpalan atau bubuk. Nilai komersial gaharu sangat ditentukan oleh keharuman yang dapat diketahui melalui warna serta aroma kayu bila dibakar.

Apa guna gaharu? Gaharu mempunyai kandungan resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas. Bahkan diperlukan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetik, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan agama bagi pemeluk Islam, Budha, dan Hindu. Seiringnya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri, gaharu berguna sebagai bahan obat-obatan. Menurut Raintree(1996), gaharu dipakai sebagai obat anti asmatik, anti mikroba, stimulant kerja syaraf dan pencernaan. Dalam khazanah etnobotani di Cina, digunakan sebagai ubat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa sakit, diare, ginjal tumor paru-paru dan lain-lain. Di Eropah, diperuntukkan sebagai ubat barah. Di India, digunakan sebagai ubat tumor usus. Di beberapa Negara seperti Singapura, Cina, Korea, Jepang, dan Amerika Serikat sudah dikembangkan sebagai ubat-ubatan seperti penghilang stress, gangguan ginjal, sakit perut, asma, hepatitis, pembengkakan liver dan limfa. Bahkan Asoasiasi Eksportir Gaharu Indonesia (ASGARIN) melaporkan bahawa Negara-negara di Eropau dan India sudah memanfaatkan gaharu tersebut untuk pengobatan tumor dan kanker. bagian-bagian dari pohon penghasil gaharu (daun, kulit batang, dan akar) digunakan sebagai bahan pengubatan malaria. Sementara air sulingang (limbah dari proses destilasi gaharu untuk menghasilkan minyak atsiri) yang sangat bermanfaat untuk merawat wajah dan menghaluskan kulit.

Sesudah merdeka, ekspor gaharu terus meningkat tidak hanya ke Cina, tetapi juga sampai ke Korea, Jepun , Amerika Serikat dan Timur Tengah. Lepas itu, eksport gaharu dari Indonesia sempat tercatat lebih dari 100 ton pada tahun 1985. Menurut laporan Harian Suara Pembaharuan (12 Januari 2003), pada periode 1990 – 1998, tercatat volume eksport gaharu mencapai 165 ton dengan nilai US $ 2,000,000. Lalu, pada periode 1999 – 2000 meningkat menjadi 456 ton dengan nilai US $ 2,200,000. Tetapi akhir tahun 2000 samapai akhir tahun 2002, turun hingga 30 ton dengan nilai US $ 600,000. Di Indonesia gaharu mulai dikenal sejak tahun 1200an sejak adanya pertukaran dagangan (barter trade) antara ‘Palembang dan Pontianak’ dengan Kwang Tung di daratan China. Menurut I.H. Burkill, perdagangan gaharu Indonesia sudah dikenal sejak lebih dari 600 tahun silam semasa Pemerintah Hindia Belanda dan Portugis, yang dikirim ke Negara Cina, Taiwan dan Saudi Arabia (Timur Tengah). Puncak eksportnya antara 1918 – 1925 dan masa penjajahan Hindia Belanda volumenya, sekitar 11 ton/tahun.

Gaharu digunakan secara tradisional oleh penduduk Papua..

Di Papua, gaharu sudah digunakan secara tradisional oleh masyarakat setempat untuk pengubatan. Mereka mengggunakan.

Bukan hanya di Papua ataupun di daerah Indonesia lainnya, di Kalimantan khususnya Kalimantan Barat juga banyak terdapat kayu gaharu, tetapi sayangnya tidak begitu banyak masyarakat yang mengetahui kegunaan kayu tersebut. Ternyata kayu gaharu yang selama ini kita kenal mempunyai manfaat yang banyak dan mempunyai harga jual yang lebih tinggi ini menjadi masukan masyarakat kalimantan barat khususnya masyarakat pedalaman yang belum mengetahui fungsi dan kegunaan kayu gaharu, untuk itu pergunakanlah kayu tersebut dengan sebaik-baiknya karena ini juga bisa meningkatkatkan perekonomian keluarga, ini juga menjadi PR bagi pemerintah daerah untuk mengawasi setiap bentuk penjualan kayu gaharu tersebut dan mensosialisasikan kepada masyarakat manfaat kayu tersebut sehingga masyarakat tidak dibohongi oleh insvestor yang bergerak dalam bisnis ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar